Penyebab Jerawat Yang Belum Banyak Diketahui

 

Penyebab jerawat yang belum banyak diketahui

Siapa bilang jerawat cuma gara-gara hormon dan muka kotor? Ada banyak faktor lain yang menjadi dalang di balik munculnya jerawat. Penasaran? Mari kita bongkar satu per satu.

1. Polusi Udara 


Polusi udara bukan hanya membahayakan pernapasan, tetapi juga dapat merusak kesehatan kulit. Polusi udara mengandung berbagai partikel kecil, seperti debu, asap, dan polutan kimia. Partikel-partikel ini dapat menempel pada kulit dan menyumbat pori-pori. Pori-pori yang tersumbat dapat menjebak minyak dan sel kulit mati, sehingga meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri P. acnes, penyebab utama jerawat.

Studi epidemiologi besar di rumah sakit dermatologi, Beijing, pada tahun 2016. Data retrospektif dikumpulkan selama periode 2 tahun dan mencakup 59.530 pasien berjerawat. Para penulis menemukan bahwa peningkatan konsentrasi udara dari beberapa polutan yang berhubungan dengan lalu lintas dan industri dikaitkan dengan peningkatan jumlah kunjungan rawat jalan untuk acne vulgaris. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa paparan polutan udara dapat memperburuk jerawat. 

Studi yang dilakukan di dua kota besar yang diketahui memiliki tingkat polusi tinggi, Shanghai dan Mexico City, menemukan bahwa kualitas kulit berubah seiring dengan paparan polusi lingkungan yang kronis. Perubahan kualitas kulit didefinisikan sebagai berkurangnya kadar vitamin E dan squalene, yang merupakan tanda-tanda oksidasi sebum. Dimana peningkatan sebum merupakan salah satu pilar patofisiologi awal timbulnya jerawat. 

2. Bakteri


Bakteri Propionibacterium acnes (P. acnes) secara alami hidup di pori-pori kulit. Kelebihan sebum dan sel kulit mati dapat menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan bakteri ini, yang dapat menyebabkan peradangan dan jerawat.

Kulit manusia memiliki mikrobioma yang terdiri dari berbagai jenis bakteri, termasuk P. acnes. Pada orang dengan kulit sehat, mikrobioma ini seimbang dan P. acnes dikendalikan oleh bakteri lain. Namun, pada orang dengan jerawat, keseimbangan mikrobioma terganggu dan P. acnes menjadi dominan. Hal ini memungkinkan P. acnes untuk berkembang biak tanpa terkendali dan memperburuk jerawat.

Beberapa jenis makanan dapat meningkatkan produksi sebum dan mempercepat pertumbuhan P. acnes, sehingga memperburuk jerawat. Seperti makanan tinggi glikemik, makanan tinggi lemak dan garam. 

3. Produk Kecantikan 


Beberapa produk kecantikan justru dapat menyebabkan jerawat. Seperti pelembab, foundation, dan bedak mengandung bahan komedogenik yang dapat menyumbat pori-pori. Pori-pori yang tersumbat dapat menjebak minyak dan sel kulit mati, sehingga meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri P. acnes, penyebab utama jerawat.

Tanpa disadari beberapa produk mengandung iritan. Seperti sabun pembersih wajah, toner, dan produk anti-aging mengandung bahan-bahan yang dapat mengiritasi kulit. Iritasi kulit dapat memicu peradangan dan memperburuk jerawat.

Produk kecantikan lainnya, seperti sabun pembersih wajah yang keras dan exfoliator dapat mengganggu keseimbangan alami kulit. Keseimbangan kulit yang terganggu dapat melemahkan barrier kulit dan membuat kulit lebih rentan terhadap iritasi dan infeksi.

Jika kamu mencurigai produk perawatan kulit sebagai penyebabnya, coba hentikan penggunaannya sementara waktu dan lihat apakah jerawatmu membaik. 

4. Hormon


Hormon dapat memicu timbulnya jerawat ketika kadarnya terlalu tinggi atau terlalu rendah. Fluktuasi dan ketidakseimbangan kadar hormon tertentu di dalam tubuh juga bisa membuat kulit menjadi berminyak atau sangat kering. Jerawat bisa disebabkan karena ketidakseimbangan kadar hormon seperti  androgen dan hormon  estrogen. 

Peningkatan kadar hormon androgen dapat memicu kelenjar minyak memproduksi minyak di wajah secara berlebihan. Dampaknya, pori-pori kulit bisa tersumbat dan memicu munculnya jerawat. Peningkatan kadar hormon penyebab jerawat ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari pubertas, kehamilan, hingga konsumsi obat-obatan hormonal yang juga bisa ditemukan di apotek.

Estrogen juga merupakan hormon penyebab jerawat. Berbeda dengan androgen yang dapat menyebabkan jerawat bila kadarnya terlalu tinggi, estrogen bisa menyebabkan jerawat jika kadarnya terlalu rendah. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan penurunan kadar hormon estrogen adalah menstruasi, perimenopause, penyakit ginjal, anoreksia, atau olahraga yang berlebihan.

5. Genetik


Jika orang tua Anda memiliki jerawat, Anda lebih berisiko mengalaminya juga. Gen dapat mempengaruhi ukuran dan aktivitas kelenjar minyak di kulit. Jika Anda memiliki gen yang menyebabkan kelenjar minyak lebih besar atau lebih aktif, Anda akan memproduksi lebih banyak sebum (minyak).

Gen juga dapat memengaruhi struktur pori-pori Anda. Jika Anda memiliki gen yang menyebabkan pori-pori lebih besar atau lebih terbuka, kotoran, minyak, dan bakteri lebih mudah masuk dan menyumbat pori-pori, sehingga meningkatkan risiko jerawat.

Gen dapat mempengaruhi cara sistem kekebalan tubuh Anda bereaksi terhadap bakteri P. acnes. Jika Anda memiliki gen yang membuat sistem kekebalan tubuh Anda lebih reaktif, tubuh Anda akan menghasilkan lebih banyak peradangan saat melawan bakteri, sehingga meningkatkan risiko jerawat yang lebih parah.

Gen dapat mempengaruhi sensitivitas kulit Anda terhadap perubahan hormon. Jika Anda memiliki gen yang membuat kulit Anda lebih sensitif terhadap hormon, Anda lebih berisiko mengalami jerawat saat terjadi fluktuasi hormon, seperti saat pubertas, menstruasi, atau kehamilan.

6. Stres


Saat stres, tubuh Anda memproduksi lebih banyak hormon stres, terutama kortisol. Kortisol dapat meningkatkan produksi sebum (minyak) di kelenjar minyak kulit. Kelebihan sebum ini dapat menyumbat pori-pori dan menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan bakteri P. acnes penyebab utama jerawat.

Kortisol juga dapat memicu peradangan di kulit. Peradangan ini dapat memperburuk jerawat yang sudah ada dan membuat jerawat baru lebih mudah muncul. Stres kronis dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda. Sistem kekebalan tubuh yang lemah membuat tubuh Anda lebih rentan terhadap infeksi bakteri P. acnes, sehingga memperburuk jerawat.

7. Obat-obatan


Obat-obatan memang membantu untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Namun, beberapa jenis obat dapat menyebabkan jerawat  pada beberapa orang. Misalnya seperti penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang dapat menyebabkan timbulnya jerawat pada sebagian orang. Efek samping ini disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada kulit akibat konsumsi kortikosteroid.

Pasalnya, obat ini dapat mengganggu keseimbangan hormon di dalam tubuh, termasuk hormon yang terlibat dalam pengaturan produksi minyak di kulit. Ketika produksi minyak berlebihan terjadi, pori-pori kulit dapat tersumbat, sehingga menimbulkan jerawat.

Dengan mengetahui penyebabnya, kamu bisa memilih produk atau perawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kulitmu. Setelah mengetahui penyebabnya, kamu bisa menghindari faktor-faktor yang memicu munculnya jerawat, sehingga risiko kambuhnya jerawat bisa diminimalisir. Perawatan yang tepat sejak awal dapat membantu mencegah terbentuknya bekas jerawat yang sulit dihilangkan.

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post