Mitos dan Fakta Tentang Jerawat

Mitos dan fakta seputar jerawat

Banyak informasi keliru yang beredar di masyarakat tentang jerawat yang sering kali diselimuti mitos dan kesalahpahaman. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan dan bahkan memperburuk kondisi jerawat. Berikut ini mitos dan fakta tentang jerawat :


1. Mitos Jerawat Hanya Terjadi Pada Remaja

Faktanya, jerawat memang lebih sering terjadi pada remaja karena perubahan hormon saat pubertas. Namun, jerawat tidak hanya menyerang remaja. Orang dewasa juga bisa mengalami jerawat, bahkan hingga usia 50-an. Jerawat di kalangan dewasa sangat umum terjadi menurut Dr Bethanee Jean Schlosser dari Northwestern University salah satu faktor penyebab yang cukup signifikan adalah hormon androgen yang kadarnya meningkat pada perempuan dewasa.


2. Mitos Memencet Jerawat Dapat Mempercepat Proses Penyembuhan

Faktanya, memencet jerawat justru sangat tidak dianjurkan. Memencet jerawat dapat memperparah peradangan, meninggalkan bekas luka bahkan menyebabkan infeksi. Biarkan jerawat sembuh secara alami untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.

3. Mitos Cokelat Menyebabkan Jerawat

Faktanya, belum ada penelitian ilmiah yang menunjukkan hubungan langsung antara konsumsi cokelat dan jerawat. Namun coklat olahan memiliki kadar gula yang sangat tinggi dan tentu saja dapat memicu timbulnya jerawat.

Penting untuk membedakan antara cokelat murni dan cokelat olahan. Cokelat murni memiliki kadar kakao tinggi dan sedikit tambahan gula, umumnya tidak memiliki efek negatif yang sama seperti cokelat olahan.

4. Mitos Stres Tidak Berpengaruh Terhadap Jerawat

Faktanya, stres dapat memperburuk kondisi jerawat. Saat stres, tubuh memproduksi lebih banyak hormon kortisol yang dapat memicu produksi minyak berlebih dan peradangan. Oleh karena itu, mengelola stres dengan baik dapat membantu mencegah jerawat.

Menurut seorang dokter kulit anggota American Academy of Dermatology, Dr Donna Hart, MD, pada saat stres, hormon akan meningkat dan memicu kelenjar minyak untuk memproduksi lebih banyak minyak dan memicu timbulnya jerawat.

5. Mitos Munculnya Jerawat Pertanda Jatuh Cinta

Faktanya, jerawat tidak ada hubungannya dengan jatuh cinta. Jerawat lebih sering disebabkan oleh penumpukan sel kulit mati, bakteri, atau perubahan hormon. Munculnya jerawat tidak dapat dijadikan indikator untuk mengetahui perasaan seseorang.

Mitos ini mungkin muncul karena fluktuasi hormon saat jatuh cinta dapat memicu produksi minyak berlebih di wajah, yang berpotensi menyebabkan jerawat. Namun, banyak faktor lain juga yang dapat mempengaruhi munculnya jerawat, seperti pola makan, stres, dan produk perawatan kulit. Oleh karena itu, tidak dapat disimpulkan bahwa jerawat merupakan tanda jatuh cinta.

6. Mitos Pasta Gigi Ampuh Mengobati Jerawat

Faktanya, pasta gigi tidak diformulasikan untuk mengobati jerawat. Kandungan dalam pasta gigi dapat mengiritasi kulit dan memperparah jerawat. Gunakan produk perawatan jerawat yang telah teruji klinis dan aman untuk kulit.

Tren mengoleskan pasta gigi ke jerawat banyak dilakukan, karena bahan aktif yang terkandung di dalam pasta gigi dipercaya dapat mengempiskan jerawat dan membunuh bakteri penyebab jerawat. Salah satu kandungan tersebut adalah triclosan. Triclosan memiliki efek antiseptik yang mampu membunuh bakteri atau kuman. Namun, jika digunakan pada jerawat, ternyata kandungan ini tidak efektif membunuh bakteri penyebab jerawat. 

Selain triclosan, pasta gigi juga mengandung baking soda, alkohol, dan hidrogen peroksida. Kombinasi bahan ini dipercaya mampu mengeringkan jerawat. Padahal, ketika dioleskan ke kulit wajah, terutama yang sedang berjerawat, bahan-bahan tersebut justru bisa menyebabkan kulit menjadi kering dan memicu iritasi.

7. Mitos Makan Kacang Bikin Jerawat

Faktanya, hingga saat ini belum ada penelitian ilmiah yang menunjukkan hubungan langsung antara konsumsi kacang dan jerawat. Jerawat lebih erat kaitannya dengan kelebihan minyak di wajah, penumpukan sel kulit mati, dan bakteri. Konsumsi kacang dalam jumlah normal tidak secara langsung memicu munculnya jerawat.

Justru kacang kaya akan protein, serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat untuk kesehatan kulit. Beberapa jenis kacang, seperti kacang almond dan kacang kenari, bahkan mengandung antioksidan yang dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan.

Hanya saja yang perlu diperhatikan cara pengolahannya. Terutama jika digoreng, jangankan kacang apapun jenis makanan lainnya apabila digoreng dapat memicu jerawat. 

Makanan yang digoreng mengandung lemak tinggi. Lemak ini memicu kelenjar minyak di kulit untuk memproduksi lebih banyak sebum. Sebum dapat menyumbat pori-pori dan menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan bakteri penyebab jerawat.

Sebaiknya pilih kacang yang diolah dengan cara direbus. Begitupun dengan kacang berbumbu, kacang goreng yang diberi bumbu asin atau manis juga dapat meningkatkan risiko jerawat karena kandungan garam dan gula yang berlebih.

Konsumsi kacang dalam jumlah normal dan pilihlah cara mengolah yang sehat untuk mendapatkan manfaatnya. Kecuali jika kamu memiliki alergi pada kacang, konsumsi kacang mungkin bisa memicu reaksi alergi yang bisa menyebabkan jerawat.

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post